MEDAN, Waspada.co.id – Sampah plastik menjadi masalah global yang perlu mendapat perhatian lebih dari banyak negara. Sebagai material yang butuh waktu lama untuk terurai, produk berbahan plastik akan terus ada dan menumpuk di dunia dalam waktu yang lama.
Secara langsung dan tidak langsung, sampah plastik dapat mempengaruhi organisme hidup di seluruh ekosistem, termasuk dampak yang semakin besar pada kehidupan laut pada skala makro dan mikro. Ketergantungan manusia pada konsumsi plastik meningkat setiap tahun.
Plastik merupakan material yang ringan, fleksibel, relatif murah, dan tahan lama. Plastik dapat digunakan untuk beberapa tujuan dalam kehidupan sehari hari, dari tas belanjaan.
Kendala yang muncul adalah kurangnya pasokan dan permintaan plastik daur ulang pada pasar bahan sekunder. Indonesia adalah pengguna produk plastik terbesar kedua.
Sebagai contoh, kantong plastik, sedotan plastik dan bungkus plastik. Tingkat konsumsi plastik yang cepat di seluruh dunia telah menyebabkan terciptanya peningkatan jumlah limbah dan ini pada gilirannya menimbulkan kesulitan yang lebih besar untuk dibuang.
Indonesia menghasilkan lebih kurang sekitar 190.000 ton sampah setiap hari. Salah satu tantangan terbesar adalah pemanfaatan limbah plastik yang rendah di Indonesia.
Atas kepedulian terhadap limbah sampah plastik, Ketua Departemen Koperasi dan Kesejahteraan Perwakilan Sumatera Reclasseering Indonesia, Pandri Syaputra Tarigan siap membantu Indonesia maupun di luar negeri dalam pengolahan limbah plastik.
“Saya menciptakan mesin alternatif pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar seperti premium pertalite, solar, avtur, dan gas keperluan rumah tangga,” tuturnya, Kamis (3/2).
Mesin alternatif pengolahan limbah plastik ini sangat bermanfaat untuk digunakan masyarakat Indonesia, dan mudah digunakan.
“Saya berterimakasih atas dukungan sahabat di Lembaga Badan Peserta hukum perwakilan se-Sumatera Reclassering Indonesia,” jelasnya.
Ketua Perwakilan Sumatera Reclassering Indonesia, Sandy Hamonangan Parlindungan Nasution mengapresiasi atas apa yang dilakukan kepada Departemen Koperasi dan Kesejahteraan serta anggotanya telah menemukan mesin alternatif pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar yang berguna untuk masyarakat. (wol/eko/d2)