PEMALANG, KOMPAS.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Satya Praja 2 Petarukan, Kabupaten Pemalang, membuat mesin pengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Mesin tersebut diklaim mampu menghasilkan BBM seperti solar, bensin, dan minyak tanah dengan total kapasitas 500-1000 liter per hari.
Dari sampah plastik yang diproses bisa menghasilkan 85-94 persen bahan bakar sejenis solar dengan kualitas standar Euro 4.
Sisanya, sebanyak 6-15 persen berupa nafta (sejenis minyak tanah, bensin, avtur, dan thinner). Untuk pembuatan mesin, didukung Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ).
Desainer mesin pengolah sampah, Ahmad Juang Pratama mengatakan, mesin rancangannya ini jika digunakan secara maksimal mampu mengendalikan sampah plastik, terutama ‘unvaluable’ plastik.
“Jadi kita nggak nabrak pengepul-pengepul plastik. Dari sesuatu yang tidak berharga seperti plastik-plastik bungkus Indomie bisa kita olah. Lalu limbah B3 seperti oli bekas, tapi itu perlu didiskusikan lebih lanjut, takutnya menabrak aturan yang sudah ada,” katanya.
“Secara umum cara kerja mesin itu mengubah plastik atau oli bekas menjadi hidrokarbon. Komponen mesinnya berupa reaktor, tower katalis, pemurni solar, penampung nafta, penampung bensin, dan bak sirkulasi pendingin”.
Lebih lanjut, pembuatan mesin tersebut sebagai wijud visi Pemkab Pemalang dengan mengajak anak-anak SMK untuk berkontribusi.
“Di sini saya cuma mendesain, yang buat anak-anak SMK. Hitungannya untuk satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan 0,9 sampai 1 liter BBM. Di sini kita ingin menciptakan produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi artinya percuma kita produksi solar, tapi dijual dengan harga Rp10.000,” ujar Ahmad.
Meski demikian, tantangan ke depan adalah penyediaan sampah untuk bahan baku.
“Kita tidak perlu muluk-muluk mengklaim sebagai buatan anak bangsa. Yang terpenting yaitu bisa mengatasi problem sampah yang sudah ada, serta pemberdayaan anak-anak SMK,” paparnya.
Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo berharap, mesin tersebut bisa memberi manfaat bagi masyarakat Pemalang serta membangun kreativitas siswa-siswa SMK.
Selain itu, alat ini dharapkan bisa membantu menyelesaikan persoalan sampah di Pemalang yang selama ini menjadi momok di masyarakat bisa teratasi.
“Harapannya mesin ini nantinya bisa di produksi di semua SMK di Pemalang bahkan bisa dikirim ke luar daerah. Ini bisa jadi andalan Pemalang disingkat ‘Aman’ ,” ungkapnya saat menghadiri soft opening mesin pengolah sampah plastik menjadi BBM di halaman SMK Satya Praja 2 Pemalang, Jumat (15/7/2022).
Usai membuka acara, bupati bersama dinas terkait meninjau langsung produksi BBM dari sampah plastik itu. Bupati sempat menjalankan mesin tersebut dipandu oleh perwakilan dari SMK.
Dengan menggunakan pakaian pelindung, terlihat bupati memasukkan beberapa sampah dan oli bekas ke dalam tabung reaktor dan menyalakan mesin.
Setelah selesai bupati mengecek hasil di tabung penampungan yang berupa bahan bakar sejenis solar.
Ketua Yayasan Satya Praja Pemalang, Suwono menyampaikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang mendukung pembuatan mesin mesin pengolahan sampah itu.
“Ini membuktikan jika siswa SMK mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.
Source: https://regional.kompas.com/read/2022/07/16/075634678/mesin-buatan-smk-di-pemalang-diklaim-bisa-hasilkan-bbm-dari-sampah-plastik.