Jakarta: Pemerintah melakukan tiga langkah untuk bisa mengurangi sampah plastik di Indonesia. Ketiga langkah ini diharapkan bisa mengurangi 30 persen sampah plastik pada 2029.
Ketiga langkah ini merupakan turunan dari dua aturan. Keduanya adalah UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan ketiga langkah pengurangan sampah plastik ini khususnya ditujukan bagi produsen.
Permen LHK P.75/2019 menyatakan produsen pada sektor manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman wajib mengurangi sampah yang berasal dari produk, wadah, dan/atau kemasan. Pengurangan sampah harus melalui pendekatan 3R, yakni reduce (mengurangi), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang).
“Dari aturan ini KLHK melahirkan peta jalan pengurangan sampah plastik melalui tiga langkah,” kata Rosa melalui keterangan tertulis, Senin, 16 Januari 2023.
Pertama, melakukan mendesain ulang (redesign) wadah atau kemasan. Hal ini dilakukan agar sampah plastik mudah dikumpulkan untuk diguna ulang. Cara ini juga bisa membuat sampah mudah dikumpulkan, bernilai ekonomis, dan dapat didaur ulang menjadi bahan baku kemasan yang sama.
“Langkah ini sebagai upaya menerapkan ekonomi sirkular dan menjual produk atau jasa tanpa kemasan atau wadah serta phase out (memusnahkan) produk atau kemasan bermasalah,” kata Rosa.
Langkah kedua adalah menarik dan mengumpulkan kembali sampah kemasan paska-konsumsi. Selanjutnya, didaur ulang.Langkah ketiga, menarik dan mengumpulkan kembali kemasan. Nantinya, kemasan ini bisa digunakan ulang atau dimanfaatkan lagi.
Dengan tiga langkah ini, Rosa berharap pada akhir 2029 sejumlah sampah plastik bisa dimusnahkan. Seperti, styrofoam untuk kemasan makanan, alat makan plastik sekali makan, sedotan plastik, kantong belanja plastik, kemasan multilayer, hingga kemasan berukuran kecil.
“Hal ini sebagai upaya mengatasi sampah dari wadah atau kemasan yang sulit dikumpulkan, tidak bernilai ekonomis, dan sulit didaur ulang. Hal ini juga untuk menghindari potensi cemaran dari wadah atau kemasan berbahan PVC dan PS,” kata Rosa.
Miliaran lembar sampah plastik
Pada 2015 terdapat 9,85 miliar lembar sampah kantong plastik. Dan hampir 95 persen di antaranya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Terdapat pula 93 juta batang sedotan plastik dipakai setiap hari di Indonesia. Dan semuanya berakhir menjadi sampah tak terkelola.
Hal ini belum termasuk sampah yang dihasilkan dari penggunaan kemasan plastik lainnya. Seperti, kemasan sachet dan styrofoam. Sampah-sampah itu tanpa disadari juga telah mencemari lautan di Indonesia.
Dengan tiga langkah tadi, pemerintah berharap bisa mengurangi miliaran sampah plastik itu. Peta jalan ini juga diharapkan didukung oleh pemerintah daerah.
Hingga kini, sudah ada dua provinsi dan 99 kabupaten dan kota yang telah memiliki peraturan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Rosa berharap semakin banyak pemerintah daerah yang mengeluarkan aturan terkait sampah. Sambil, mengedukasi masyarakat agar lebih bijak menggunakan sampah plastik sekali pakai.
Upaya pengurangan sampah plastik juga tengah digalang oleh dunia internasional. Rosa mengatakan Indonesia terlibat aktif pada Pertemuan INC-1 End Plastic Pollution di Punta del Este Uruguay.
“Ini merupakan cara Indonesia mendukung resolusi untuk mengakhiri polusi plastik,” kata dia.
Respons produsen
Sustainable Development Head Danone Indonesia, Karyanto, menyatakan perusahaannya telah melakukan banyak upaya untuk mengurangi sampah. Danone Indonesia menggunakan istilah make-use-recycle atau membuat-memakai kembali-mendaur ulang.
“Seluruh sampah plastik dari kemasan minuman telah 70 persen di-reuse. Dan 25 persen merupakan hasil recycle,” kata Karyanto.
General Manager of Corporate Affairs & Sustainability PT Lion Super Indo, D Yuvlinda Susanta, mengatakan telah menggunakan sejumlah cara untuk menurunkan jumlah sampah. Untuk mengurangi sampah makanan misalnya, mereka menjalin kerja sama dengan bank makanan (food bank) setempat untuk menghibahkan kelebihan makanan.
“Kami pastikan bahwa makanan akan tetap dimanfaatkan seperti seharusnya. Selain dengan food bank, kami juga menghibahkan makanan berlebih untuk dijadikan animal feed atau makanan hewan,” kata Yuvlinda.