PDB industri karet, barang dari karet dan plastik masih terkontraksi 3,23% (yoy) pada kuartal II/2022. Kondisi itu didorong oleh turunnya bahan baku karet sejalan dengan harganya yang terkoreksi hingga semester I/2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar Rp17,07 triliun pada kuartal II/2022. Nilai tersebut turun 3,23% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp17,64 triliun.
Melihat trennya, kinerja industri karet sempat mengalami kenaikan pada kuartal IV/2020 hingga kuartal II/2021. Namun, kinerja industri karet mulai terkoreksi sejak kuartal III/2021 dan mencapai titik terendahnya pada kuartal I/2022.
Koreksi PDB industri karet berlanjut pada kuartal II/2022. Namun, penurunan tersebut mulai menyusut dibandingkan pada kuartal sebelumnya.
Penurunan kinerja industri karet disebabkan oleh turunnya bahan baku karet. Melansir dari Bisnis.com, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengatakan, hal tersebut sejalan dengan melemahnya harga komoditas tersebut secara global hingga 5,3% secara tahunan pada semester I/2022.
Selain itu, tertundanya pengiriman impor karet mengubah rantai pasok bahan baku karet tanah air. Kondisi itu tidak hanya mengganggu biaya produksi di industri karet, tapi juga industri turunannya.
Sebagai catatan, industri karet merupakan salah satu subsektor industri pengolahan nonmigas. Pada kuartal II/2022, industri karet berkontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 3,19%. (Baca: Industri Kulit dan Alas Kaki Tumbuh 13,12% pada Kuartal II/2022)
Author: Sarnita Sadya
Editor: Dimas Bayu
Source: