Beritasatu(dot)com, Jakarta – Sampah plastik yang menjadi permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan hidup, terutama di pantai di Indonesia harus diperangi. Salah satunya dengan memanfaatkan dan mendaur ulang plastik menjadi produk yang ramah lingkungan.
Co-Founder Sungai Watch, Gary Bencheghib mengatakan banyak pantai-pantai ikonik di Bali kerap kebanjiran sampah plastik yang bersumber dari sampah plastik yang hanyut dari aliran sungai. Bahkan Indonesia menjadi nomor dua negara terbesar penghasil sampah plastik di laut setelah Tiongkok.
“Dalam mengurangi pencemaran sampah plastik haruslah dimulai dari gaya hidup berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya Minggu (15/5/2022).
Atlet peselancar internasional Indonesia, Dhea Natasya mengaku bahwa dirinya pun mengalami hal yang sama dengan Gary Bencheghib.
“Saya setiap hari ke pantai dan selalu menemukan sampah plastik, bahkan di dasar laut pun ada dan banyak sekali. Terutama pada musim hujan di bulan Oktober sampai Februari itu sampahnya banyak sekali,” akuinya.
Perempuan yang telah melakukan aktivitas surfing selama 15 tahun ini mengaku sering kali menemukan sampah setiap kali surfing. Mulai dari sampah plastik dan tak jarang ranting kayu.
Hal ini pun menjadi kekhawatiran bagi dirinya dan teman-temannya yang juga berprofesi sebagai pemain surfing. Ia dan teman-teman sering bawa kantong-kantong untuk memungut sampah di area pantai.
Menurutnya, kebersihan pantai haruslah dijaga sehingga tidak mempengaruhi keindahan dan tentunya tidak berbahaya bagi orang-orang yang beraktivitas di sekitar pantai seperti ketika bermain surfing.
Dhea Natasya menjelaskan dalam menjaga kebersihan pantai pun dapat dilakukan dengan hal-hal kecil, mulai dari memungut sampah lalu dibuang ke tempat sampah, kemudian membawa botol minum sendiri dan kantong belanja. Hal ini tentunya juga dapat berpengaruh kepada pengurangan penggunaan plastik.
Ramah Lingkungan
Hal ini membuat IKEA berkolaborasi dengan World Surf League (WSL) menghadirkan koleksi yang terinspirasi oleh gaya hidup peselancar dunia yang dekat dengan laut dan sadar untuk mendukung planet yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Country Manager IKEA Indonesia, Dyah Fitrisally, menyatakan pihaknya memiliki visi untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang. Adapun produk Kaseberga terdiri dari tas, kursi pantai, peralatan makan, topi, handuk, dan aksesoris yang semuanya dibuat dengan rasa hormat pada alam dan membuat penggunanya merindukan laut dan pantai yang bersih.
“Produk ini terbuat dari bahan ramah lingkungan dan desain yang fungsional. Bagaimana kami sebagai brand bisa menginspirasi orang untuk lebih baik dan hidup dengan gaya berkelanjutan. Kami punya platform dan produk-produk untuk membantu mereka yang ingin start hidup berkelanjutan,” ungkapnya.
Menurutnya, produk tersebut merupakan hasil kolaborasi IKEA dan peselancar dari seluruh dunia yang berjumlah 3.500. Produk ini terinspirasi dari peselancar, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan oleh orang-orang aktif seperti untuk hiking dan traveller.
“Produk ini didesain dengan demokratis desain yang terdiri dari 5 prinsip yang terdiri dari price, design, function, quality, dan sustainability,” pungkasnya.
Salah satu tindakan nyata dalam rangka mendukung peluncuran produk ramah lingkungan dan mengurangi polusi plastik adalah aktivitas river clean up di Sungai daerah Jimbaran, Bali. Kegiatan pembersihan sungai ini merupakan kolaborasi IKEA Indonesia dengan Sungai Watch, organisasi lingkungan yang memiliki fokus utama untuk mengurangi sampah plastik di sungai.
Pihaknya juga menginisiasi pengumpulan donasi. Pelanggan yang membeli produknya hingga 13 Juni 2022 secara tidak langsung juga memberikan donasi untuk melindungi wilayah perairan Indonesia dari sampah plastik. Donasi ini akan diberikan kepada organisasi Sungai Watch untuk melakukan pembersihan sungai agar dapat menyelamatkan laut dari limbah plastik berbahaya yang berasal dari sungai.
“Aktivitas river clean up yang kami lakukan hari ini adalah bentuk nyata dari langkah kecil kami untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan. Sampah plastik yang ada di sungai akan berdampak buruk pada laut, maka dari itu kami memilih untuk membersihkan sungai yang merupakan jalur utama sampah plastik sebelum menuju ke laut. Saya juga ingin mengajak masyarakat untuk mendukung kebersihan laut Indonesia dan yakin perubahan signifikan akan terjadi jika kita bersama-sama melakukan langkah kecil yang baik bagi lingkungan,” pungkas Dyah Fitrisally.
Ditulis oleh: Hendro D Situmorang
Sumber dari: https://www.beritasatu.com/news/927381/perangi-limbah-plastik-lewat-produk-daur-ulang-ramah-lingkungan/?view=all